6 Kekhawatiran Ibu Hamil Trimester Ketiga
Ketika ibu hamil memasuki trimester
ketiga, rasanya sudah makin tidak sabar untuk segera bertemu bayi
tercinta. Namun di saat yang sama, tidak jarang berbagai kesibukan dan
kecemasan tiba-tiba melanda, mulai dari menjaga kondisi kesehatan ibu
dan janin hingga persiapan perawatan Si Kecil saat sudah lahir nanti.
Berbagai pertanyaan dalam benak Bunda tentang kesehatan dan kesejahteraan Sang Buah Hati bisa semakin menambah
kegundahan bahkan berujung stres. Padahal, dengan mengetahui penjelasan
dari setiap kegelisahan yang dirasakan, Bunda bisa menjalani masa-masa
akhir kehamilan dengan lebih tenang dan optimis.
Agar tidak terlarut di dalam kecemasan,
simak beberapa kekhawatiran yang umum menimpa ibu hamil pada trimester
ketiga dan jawabannya.
-
Bolehkah Ibu Hamil Tidur Telentang?
Tidur telentang tidak
dianjurkan untuk ibu hamil pada trimester ketiga karena rahim yang sudah
lebih berat dapat menekan pembuluh darah yang akhirnya mengurangi
aliran darah ke janin.
Untuk memperbaiki
sirkulasi darah, upayakan untuk tidur menyamping, terutama menghadap
kiri. Ini karena rahim secara alami berputar ke kanan sehingga tidur di
sisi kiri dianggap sebagai pilihan terbaik agar tidak menekan rahim.
Agar nyaman, gunakan bantal untuk menyangga kaki dan punggung.
-
Bagaimana Bila Janin Berhenti Bergerak?
Gerakan janin merupakan
suatu pertanda bahwa dia dalam keadaan baik. Ibu hamil, terutama pada
trimester ketiga, perlu memperhatikan gerakan janin dari hari ke hari
untuk mengetahui apakah dia terus bergerak normal atau tidak bergerak
seperti yang biasanya. Pada trimester ketiga, gerakan janin bisa
berubah-ubah. Bila pada trimester sebelumnya Si Kecil suka meninju atau
menjentik, maka pada trimester ketiga ini dia lebih suka berputar maupun
mengeluarkan lengan atau kakinya sehingga perut Bunda terlihat menonjol
sedikit di suatu sisi.
Bila janin tidak bergerak
sebanyak biasanya, Bunda perlu makan dan kemudian berbaring menyamping
ke kiri. Jika dalam dua jam setelah itu janin masih tidak bergerak
sebanyak 10 kali, hubungi dokter. Dokter akan melakukan tes nonstres,
tes kontraksi, ataupun profil biofisik.
-
Bagaimana Jika Cairan Ketuban Terlalu Sedikit?
Menurut data sebuah asosiasi ibu hamil,
sekitar empat persen ibu hamil memiliki volume cairan ketuban yang
rendah, biasanya pada trimester ketiga. Ibu hamil perlu ikut memantau
volume air ketuban saat pemeriksaan kehamilan. Jika cairan ketuban terlalu sedikit atau bahasa medisnya oligohidramnion,
dokter atau bidan akan mengecek dengan cermat kondisi kehamilan Bunda
untuk memastikan janin terus tumbuh secara normal. Namun, bila kondisi
oligohidramnion ini terjadi pada masa akhir kehamilan, kemungkinan akan
dilakukan induksi persalinan.
-
Bagaimana Jika Ibu Hamil Mengalami Preeklamsia?
Preeklamsia adalah suatu
kondisi serius, yaitu ketika tekanan darah tinggi dan kadar protein di
dalam urine dinyatakan abnormal setelah 20 minggu kehamilan. Pada
pemeriksaan antenatal biasanya akan dicek tekanan darah Bunda serta
kadar protein urine. Selain dari pengecekan tersebut, preeklamsia juga
bisa diketahui dari gejalanya yang mencakup sakit kepala parah, nyeri
tepat di bawah tulang rusuk, masalah penglihatan, serta pembengkakan
pada kaki, pergelangan kaki, wajah dan tangan.
Dengan penanganan yang
tepat, ibu dan bayi bisa terhindar dari kondisi berbahaya. Lain
ceritanya bila preeklamsia berlanjut dengan cepat karena justru bisa
membahayakan nyawa. Bahkan, ibu hamil dengan preeklamsia parah dan terus
memburuk berkemungkinan besar perlu melahirkan dini (prematur). Pada
kondisi demikian, melahirkan bayi merupakan satu-satunya cara yang bisa
ditempuh untuk menangani preeklamsia. Biasanya, penanganan tersebut
dilakukan pada ibu hamil dengan usia kandungan 37-38 minggu, atau bisa
lebih dini bila kasusnya lebih parah. Bila terdiagnosis menderita
preeklamsia, Bunda harus dirujuk untuk menjalani penilaian oleh dokter
spesialis di rumah sakit.
Bunda dapat mencegah terjadinya preeklamsia dengan beberapa cara berikut.
- Berolahraga secara teratur.
- Mencukupi istirahat.
- Mencukupi kebutuhan air putih, minimal 6-8 gelas sehari.
- Hindari minuman yang mengandung kafein, seperti teh dan kopi.
- Jangan banyak mengonsumsi makanan yang digoreng atau makanan siap saji.
- Batasi penggunaan garam untuk makanan, meski masih diperbolehkan sedikit saja. Untuk lebih aman, lebih baik jangan mengonsumsi garam sama sekali.
- Tinggikan posisi kaki Bunda beberapa kali dalam sehari.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol.
- Haruskah Memberikan ASI?
Usia kehamilan trimester
ketiga merupakan waktunya Bunda memutuskan apakah akan memberikan Air
Susu Ibu (ASI) atau susu formula untuk Sang Buah Hati nantinya. Secara
umum, para dokter merekomendasikan pemberian ASI minimal selama satu
tahun pertama usia bayi. Bunda tidak boleh memberikan ASI bila Bunda
positif HIV atau AIDS, TBC (tuberculosis) aktif, maupun beberapa bentuk
hepatitis. Sementara untuk ibu pekerja yang tidak memungkinkan menyusui
dari payudara bisa mencoba alternatif, seperti memberikan ASI melalui
botol. Pemberian ASI sangat penting karena bermanfaat untuk kebaikan
Bunda dan bayi.
Berikut adalah manfaat menyusui bagi Bunda:
- Menurunkan risiko kanker payudara dan kanker ovarium atau indung telur.
- Menurunkan risiko osteoporosis.
- Menyusui bisa menjadi kontrasepsi alami.
- Lebih cepat kembali ke berat badan sebelum hamil.
- Ukuran rahim dan perut lebih cepat kembali seperti sebelum hamil.
Sementara itu, manfaat menyusui bagi Si Kecil antara lain:
- Menjalin ikatan antara Bunda dan bayi.
- ASI mudah dicerna.
- Menurunkan risiko alergi.
- Mendapat imunoglobulin yang berguna untuk mencegah penyakit dan infeksi.
- Menurunkan risiko obesitas dan diabetes di kemudian hari.
- Menurunkan risiko diare dan sembelit.
- Apakah Bunda Perlu Berhenti atau Pindah Kerja?
Kehamilan bukanlah
kecacatan yang menghalangi Bunda untuk bisa bekerja, namun memang ada
kalanya kondisi kehamilan dapat menghambat pekerjaan. Oleh karena itu,
Bunda perlu membangun komunikasi yang baik dengan pihak pemberi kerja.
Apa lagi beberapa kondisi kehamilan akan memerlukan tirah baring (bed rest), misalnya setelah melalui kelahiran prematur, plasenta previa, preeklamsia, dan serviks inkompeten.
Bunda perlu
mempertimbangkan berhenti atau pindah kerja bila lingkungan kerja Bunda
memiliki potensi keamanan yang mengkhawatirkan, misalnya bekerja dalam
ventilasi yang buruk dengan asap berbahaya seperti gas anestesi atau
bahan kimia yang mudah menguap, paparan radiasi, serta paparan cat
berbahan dasar timah untuk waktu yang lama.
Berpikirlah positif dan optimis bahwa
persalinan dapat berjalan lancar serta kondisi ibu dan bayi dalam
keadaan sehat. Dengan rutin melakukan pemeriksaan kehamilan, menerapkan
pola hidup sehat untuk ibu hamil, serta berpikir positif dan optimis,
maka kekhawatiran ibu hamil trimester ketiga bisa diatasi dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar